Kamis, 08 Maret 2012

Kasih Sayang Seorang Ibu

Ibu, orang yang melahirkan kita.. orang yg merawat kita.. orang yg menyayangi kita dengan setulus hati tentunya!

Alkisah, pernah ada seorang anak, yang hidup disekitar orang-orang yg zalim..

Sebut saja ia Hirawan,,

Dia tinggal di desa Exo, provinsi XXX.. konon, dari zaman nenek moyang, orang-orang di sekitar daerah ini akan membuang orang tuanya bila sudah sangat tua, karena, menurut mereka bila orang tua di rawat malah akan semakin merepotkan. Jadi, Hirawan bertekad menuruti adat istiadat di daerah barunya saat ini.

Malam harinya ia membicarakan hal ini pada istrinya Kartika. Menurut Kartika, ini perbuatan yg sangat keliru. Dan memalukan. “ Pastinya, kita akan menerima azab-nya suamiku. “ ucap Kartika

“ Tapi, ini adalah adat istiadat di daerah kita istriku.. “ jawabnya.

“ Percayalah kepadaku. Ibumu adalah orang yg paling berjasa di hidupmu. Kalau tdk ada ibumu, pasti kau juga tak akan pernah ada di dunia ini. Ia telah melahirkanmu, merawatmu, dan menjagamu sampai sekarang. Namun, apa yang kau balas? Yang kau balas hanyalah kesakitan yg sangat pedih.. coba bayangkan! Kita adalah orang tua dari anak kita. Kalau perbuatan ini akan dilakukan anak kita nantinya, apa yg akan kita perbuat? Kita akan mengelak? Tak bisa! Kita sudah tua. Sudah seperti bayi lagi, yang tak bisa berbuat apa-apa! Kita akan merasakan sakit. Dan hanya pasrah terhadap keputusan anak kita! Bayangkan! “ katanya seraya pergi meninggalkan suaminya.

“ Hemmm.. benar juga kata istriku Kartika, ah! Tapi kan ini adat istiadat daerahku. Bisa-bisa kalau aku tak mlakukannya, aku dan keluargaku akan dikucilkan dan dijauhi dan dianggap aneh oleh orang-orang... tidak mau! Aku akan terus melakukan adat istiadat ini. “ kata Hirawan.

Akhirnya, dini hari, Hirawan membawa ibunya yg sudah sangat tua itu ke hutan tanpa sepengetahuan istrinya... sedari tadi, ibunya digendongnya sambil mematahkan ranting-ranting kecil dan dilemparnya ke tanah,

“ Ah, ibu ku ini memang tidak berguna dan snagat aneh tentunya “ pikirnya dalam hati..

15 menit kemudian..

“ Hufft, samapi juga aku disini.. ditempat ini.. untuk membuang ibu tua yg sudah tak berguna ini. Hahahah! “ ucap Hirawan dengan sangat belagu..

“ Nah, nak.. ibu tadi sudah mematahkan ranting-ranting kecil ke tanah. Kalau kau akan pulang, perhatikanlah tanah dan lihatlah pasti ada ranting-ranting kecil, agar kau tak tersesat saat berjalan menuju rumah. “ ucap ibu Hirawan dengan nada terbata-bata.

Hirawan terpukul dengan kata-kata itu, kata-kata yang penuh kasih sayang dari mulut ibunya yg menurutnya sudah tak berguna itu. Ia sangat terharu dengan kasih sayang yg tiada hentinya dari ibunya.

“ Oh ibu,, aku menyesal telah berniat jahat atas dirimu.. aku menyesal ibu, maafkanlah aku.. aku memang telah bersalah.... “

Dan akhirnya ibu Hirawan tersenyum penuh ikhlas dan mengampuni anaknya itu..

“ Aku akan membawa pulang ibu kembali “ ucap Hirawan seketika.

“ Alhamdulillah, akhirnya kau sadar nak “ balas ibunya dengan nada terbata-bata lagi...

“ Ya, Bu.. terimakasih atas segala kasih sayang yg telah ibu berikan kepadaku.. “

“ sama-sama itu sudah kewajiban ibu.. “


~the end~

Cr: Dinda Karenina, adikku (dengan sedikit edit). Pesan dari Dindin:

Maaf jelek, amatiran. Hehehehehe...


*Thanks, Din . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks for comments . .